Mengungkap Rahasia Membuat Konten Menarik dengan Konsep “Hook Point” a la Brendan Kane
Dalam era digital yang penuh dengan informasi melimpah dan seringkali membuat orang lebih mudah untuk terdistraksi/gagal fokus dengan hal-hal kecil seperti notifikasi ponsel, maka membuat langkah untuk merebut perhatian orang dalam hitungan detik pertama menjadi tugas yang semakin menantang. Di sinilah peran konsep “Hook Point” dari Brendan Kane hadir sebagai senjata rahasia dalam pemasaran digital. Konsep ini tidak hanya membantu sebuah konten menarik dan memikat, namun juga dapat menjadikannya top of mind jika dilakukan dengan konsisten.
Apa Itu “Hook Point”?
Pada dasarnya, “Hook Point” adalah momen ketika sebuah konten berhasil menarik perhatian audiens dengan cara yang sangat menarik. Hal ini akan terjadi dalam beberapa detik pertama interaksi, dengan sajian yang menarik, kontroversial, atau tidak terduga. Tentunya hal seperti ini berdampak positif yakni membuat audiens tertarik untuk terus berinteraksi dengan konten tersebut. Brendan Kane, seorang ahli pemasaran digital dan penulis buku Hook Point (2022) telah menguraikan strategi ini dengan cermat.
Elemen Kunci “Hook Point”
Ada beberapa elemen penting yang membentuk konsep “Hook Point”:
1. Grab Attention: Dalam dunia yang penuh dengan distraksi, kita perlu mencuri perhatian audiens dengan sesuatu yang mencolok dan unik. Ini bisa berupa gambar visual yang menarik, pertanyaan retoris yang memancing rasa ingin tahu, atau bahkan teka-teki yang membuat mereka penasaran.
2. Hold Attention: Setelah berhasil menarik perhatian, langkah selanjutnya adalah mengaitkan perhatian itu dengan pesan utama yang ingin disampaikan. Konten harus memiliki alur yang mengarahkan audiens dari momen “hook” ke esensi pesan.
3. Monetize Attention: Konsep “Hook Point” bukan hanya tentang mencuri perhatian semata, tetapi juga memberikan nilai kepada audiens. Pastikan konten Anda memberikan informasi bermanfaat, hiburan, atau solusi bagi masalah yang dihadapi audiens.
Dalam hal ini, Hook Point bisa terdiri atas teks (misalnya frasa, judul, atau paragraf), wawasan (dari statistik, atau sudut pandang profesional, filosofi, atau pemikiran seseorang), konsep/ide (dalam format gambar atau video), pertunjukan (musik, olahraga, akting), produk/layanan atau kombinasi dari beberapa elemen tersebut.
Mengapa “Hook Point” Penting?
Dengan konten digital yang begitu melimpah, membangun “Hook Point” yang efektif dapat menjadi pembeda antara konten yang terlupakan dan konten yang menginspirasi. Dalam beberapa detik pertama, kita dapat membuka pintu untuk audiens untuk mengenal sebuah brand lebih jauh, menggali informasi lebih dalam, atau bahkan melakukan tindakan yang diinginkan oleh kita/brand.
Penerapan formula Hook Point dalam Iklan Surreal
Dalam konten iklan sebuah produk oat (sereal) di atas, kita tentu sudah menduga bahwa pencatutan nama aktor Dwayne Johnson dilakukan sebagai Grab Attention atau memancing perhatian audiens. Setelah berhasil dengan langkah pertama, maka audiens akan menaruh perhatian pada iklan tersebut (Hold Attention) hingga pada akhirnya audiens akan sampai pada tahap Monetize Attention, yakni ketika mengetahui iklan tersebut merupakan produk dari sebuah brand sereal bernama SURREAL.
Cerita Reed Hastings Menemukan Hook Point bagi Netflix
Menurut Kane, hook point awal Netflix adalah “Tidak Ada Biaya Keterlambatan” dalam kampanye mereka. Dulu, kompetitor mereka adalah Blockbuster (perusahaan penyewa film berbentuk DVD dan sebagainya), di mana mereka menerapkan denda pada penyewa yang telat mengembalikan akan dikenakan biaya keterlambatan.
Reed Hastings, pendiri Netflix sepertinya tidak menyukai hal tersebut dan menjadikan hal ini sebagai hook point mereka. Hal ini juga menjadi pengalaman Reed ketika ia telat mengembalikan film dan harus membayar biaya keterlambatan sebesar US$40. Setelah membayar denda, Reed kemudian pergi ke gym dan berpikir, mengapa sistem penyewaan film tidak bisa seperti di gym, di mana orang membayar biaya bulanan dan bebas menyewa film apa saja.
Hal ini kemudian membuat Reed mendirikan Netflix dengan mulai mengirimkan DVD kepada orang-orang sebanyak 3 keping DVD sekaligus, dan perusahaan itu pun lahir. Saat ini, Netflix sudah berkembang jauh, namun hook point awal “Tidak Ada Biaya Keterlambatan” adalah yang menarik perhatian orang pada sebuah startup kecil itu dan membuka jalan untuk menjadi media raksasa seperti sekarang ini.
Menemukan Hook Point dan Konsistensi
Konsep “Hook Point” yang dicetuskan oleh Brendan Kane adalah alat yang sangat berharga dalam menghadapi tantangan pemasaran digital saat ini. Dengan menciptakan momen yang memikat dan mengaitkannya dengan pesan yang kuat, sebuah brand atau konten yang kita produksi tentunya dapat memenangkan perhatian audiens dan membuka jalan menuju keterlibatan yang lebih dalam.
Adalah penting untuk mengingat bahwa manusia selalu memiliki rentang perhatian yang pendek dan hal itu didukung dengan dunia mikro saat ini, yang terus berkembang sejalan dengan dinamisnya platform digital dan sosial yang membuat informasi semakin mudah diakses. Oleh karena itu, jika tiga detik pertama – atau bahkan kurang dari itu – konten kita tidak bisa membuat audiens terpikat, maka mereka tidak akan memerhatikan brand, produk, atau layanan kita. Selain itu, Kane mengingatkan, penting pula untuk membangun brand yang bertahan lama. Kita tidak bisa hanya terpaku untuk menarik perhatian orang satu kali saja, namun sebaliknya harus dilakukan secara konsisten.
Sumber:
- Hook Point. Brendan Kane. (Elex Media Komputindo. 2022)
- Hookpoint.com