Mengapa Krisis Sering Diremehkan oleh Perusahaan?
Dunia bisnis tidak pernah lepas dari risiko. Risiko yang dihadapi bisnis bisa beragam, seperti risiko keuangan, risiko pemasaran, risiko operasional, risiko sumber daya manusia, dan risiko pasar. Salah satu risiko yang seringkali dianggap remeh dan tidak diperhitungkan adalah krisis. Padahal, krisis yang tidak ditangani dengan baik dapat berdampak sangat buruk bagi reputasi dan kinerja perusahaan.
Krisis dapat datang kapan saja dan pada siapa saja. Krisis tidak pernah memandang bulu dan tidak dapat diprediksi, krisis bisa saja datang saat kita dalam kondisi tidak siap.
Apa Itu Krisis?
Krisis berasal dari bahasa Yunani krisis (κρίσις), yang berarti “kemelut”*. Krisis adalah keadaan yang berbahaya, genting, suram, atau parah sekali. Krisis juga dapat diartikan sebagai titik balik dalam suatu hal. Ketika terjadi kiris, suatu perusahaan harus memutuskan langkah yang harus dilakukan. Krisis dalam Public Relations adalah sebuah kejadian yang berkaitan dengan informasi termasuk rumor yang bisa membawa sebuah pengaruh pada sebuah perusahaan terkait dengan kredibilitas atau reputasi sebuah perusahaan. Namun, jangan berpikiran krisis dalam Public Relations hanya dapat menyerang perusahaan saja. Sebaliknya, krisis dapat menyerang individu atau organisasi tanpa memandang waktu dan tempat.
Mengapa Krisis Sering Diabaikan oleh Perusahaan?
Perusahaan seringkali terlalu fokus pada target pertumbuhan dan keuntungan dalam jangka pendek, sehingga masalah yang dianggap kecil acapkali dikesampingkan. Hal ini diperparah dengan kurangnya pemahaman terhadap manajemen krisis dan dampaknya terhadap bisnis perusahaan itu sendiri. Perusahaan juga kurang menyadari betapa cepat dan dahsyatnya dampak sebuah krisis terhadap keberlangsungan bisnis. Ironisnya, perusahaan baru menyadari pentingnya manajemen krisis setelah mengalami kejadian yang tidak diinginkan. Dengan persiapan yang matang, perusahaan sebenarnya dapat meminimalisir dampak negatif dari suatu krisis.
Perbedaan pemahaman tentang manajemen krisis seringkali terlihat jelas antara perusahaan besar dan kecil. Perusahaan besar yang memiliki sumber daya memadai cenderung memiliki departemen khusus untuk menangani krisis sehingga lebih siap dengan perencanaan penanggulangan krisis yang matang. Berbeda halnya dengan perusahaan kecil yang seringkali mengabaikan aspek ini karena keterbatasan sumber daya. Perusahaan skala kecil memiliki anggapan bahwa krisis sebagai hal yang tidak mungkin terjadi pada mereka.
Budaya perusahaan juga berperan penting dalam menentukan seberapa siap sebuah perusahaan menghadapi krisis. Perusahaan dengan budaya yang berorientasi pada risiko cenderung proaktif dan lebih siap menghadapi situasi krisis. Sebaliknya, perusahaan dengan budaya yang terlalu berorientasi pada target jangka pendek dan selalu bertujuan untuk menghindari konflik mungkin akan jauh lebih sulit ketika menghadapi krisis.
Dampak Krisis yang Merusak
Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, krisis dapat menyebabkan rusaknya citra perusahaan di mata publik, pelanggan, dan investor. Di sisi pelanggan, bisa saja terjadi penolakan untuk membeli produk atau layanan perusahaan. Pada skala yang lebih luas, investor dan mitra bisnis bisa saja menarik diri dari perusahaan tersebut. Dampak krisis ini tidak hanya terjadi pada faktor eksternal, bahkan bisa jadi karyawan pada perusahaan yang mengalami krisis merasa tidak nyaman bekerja dan menunjukan identitas perusahaannya. Tentunya, yang paling berat dari akibat krisis adalah adanya denda dan sanksi hukum yang siap menjerat perusahaan.
Solusi: Manfaatkan PR Agency
Untuk mengatasi krisis, perusahaan perlu memiliki rencana yang matang dan bertindak dengan cepat. Salah satu cara yang terbilang efektif adalah dengan memanfaatkan konsultan kehumasan atau Public Relations (PR) agency seperti SEQARA Communications. Dalam menghadapi krisis, peran PR agency sangat krusial. PR Agency dapat membantu mengelola reputasi perusahaan yang terancam, dengan bekerja keras untuk membangun kembali kepercayaan publik. Selain itu, dengan membangun narasi yang positif dan meyakinkan, PR agency mampu mengubah persepsi negatif menjadi positif. Kesigapan dalam memantau media dan media sosial memungkinkan identifikasi dini terhadap isu-isu yang berpotensi membesar. Keterampilan komunikasi yang efektif oleh PR Agency dapat dimanfaatkan untuk menjalin hubungan yang baik dengan berbagai pemangku kepentingan, seperti media, pelanggan, dan investor, sehingga pesan perusahaan dapat disampaikan dengan jelas dan tepat.
Kesimpulannya: “Jangan biarkan krisis merusak bisnis Anda!” Dengan persiapan yang matang dan bantuan dari PR agency, perusahaan dapat menghadapi krisis dengan lebih baik dan meminimalkan dampak negatifnya.
*https://id.wikipedia.org/wiki/Krisis
Penulis: A.M. Aji