PR, Komunikasi, dan Marketing: Tiga Peran Berbeda, Namun Seringkali Disalahpahami

Bayangkan sebuah restoran yang baru dibuka di tengah kota. Restoran ini memiliki konsep unik dengan dekorasi yang memikat dan menu yang menggugah selera. Namun, di balik kesuksesan restoran tersebut, ada tiga tim yang bekerja keras untuk memastikan semuanya berjalan lancar: divisi PR (Public Relations), divisi Communications/ Komunikasi (Corporate Communications), dan divisi Marketing. Meski seringkali dianggap serupa, ketiganya memiliki peran yang sangat berbeda.
PR seperti SEQARA Communications adalah sosok yang selalu memikirkan bagaimana restoran itu dilihat oleh publik. Ketika seorang pelanggan mengeluh bahwa makanannya terlalu lama disajikan, PR-lah yang turun tangan untuk meredakan situasi. Mereka akan mendekati pelanggan dengan senyum hangat, menawarkan dessert gratis sebagai permintaan maaf, dan meyakinkan bahwa keterlambatan tersebut terjadi karena koki sedang memastikan kualitas terbaik.
PR juga terhubung dengan media, mengundang wartawan untuk mencicipi menu spesial sambil bercerita tentang bagaimana restoran ini mendukung petani lokal. Tujuan PR adalah membangun reputasi positif dan memastikan publik merasa baik tentang restoran tersebut, bahkan jika ada kekurangan kecil.
Sementara itu, tim Komunikasi sibuk di belakang layar. Mereka memastikan setiap pesan dari restoran konsisten dan jelas. Saat pelayan menyambut tamu dengan kalimat “Selamat datang di restoran kami, apakah kami bisa membantu Anda merekomendasikan menu terbaik kami?” itu adalah hasil pelatihan dari tim Komunikasi.
Mereka juga memastikan bahwa brosur menu tidak hanya menarik secara visual tetapi juga informatif; misalnya, menjelaskan bahwa Salad pada menu menggunakan sayuran organik dari dataran tinggi. Ketika ada kesalahpahaman tentang promo diskon atau pelanggan salah membaca informasi di website, tim Komunikasi-lah yang akan meluruskan semuanya.
Di sisi lain, Marketing adalah penggerak utama yang membuat orang ingin datang ke restoran itu. Mereka dapat merancang kampanye kreatif seperti “Makan Malam Romantis dengan Diskon 20% di Hari Valentine,” memasang iklan di Instagram dengan foto makanan yang menggoda, dan bekerja sama dengan food influencer untuk mempromosikan restoran kepada ribuan pengikut mereka.
Marketing tidak hanya fokus pada estetika; mereka menggunakan data untuk menganalisis perilaku pelanggan. Sebagai contoh, analisis untuk mengetahui jam sibuk restoran atau menu mana yang paling diminati, lalu menggunakan informasi tersebut untuk meningkatkan penjualan.
Ketiga peran dari PR, Communications, dan Marketing ini saling melengkapi. Bayangkan jika Marketing berhasil menarik banyak pengunjung melalui kampanye besar-besaran, tetapi PR gagal menangani keluhan pelanggan tentang pelayanan yang lambat, atau tim Komunikasi lupa memberikan pelatihan kepada pelayan sehingga pesan restoran tidak tersampaikan dengan baik. Hasilnya? Kekacauan total. Oleh karena itu, kolaborasi antara PR, Komunikasi, dan Marketing sangat penting agar sebuah merek atau bisnis bisa berhasil.
PR adalah penjaga reputasi; mereka ingin publik menyukai brand/ merek Anda. Tim Komunikasi adalah penjaga pesan; mereka memastikan semua orang memahami apa yang ditawarkan merek Anda secara konsisten. Sementara Marketing adalah pemburu omzet; mereka ingin orang membeli produk atau layanan Anda.
Ketika fungsi ketiga divisi tersebut berjalan harmonis: PR akan menangani hubungan baik dengan pelanggan dan media, Komunikasi menjaga kejelasan pesan di setiap interaksi, dan Marketing menarik perhatian audiens baru, maka kolaborasi ketiganya dapat membuat bisnis berkembang pesat. Jadi, meskipun sering disalahpahami sebagai hal yang sama, PR, Komunikasi, dan Marketing memiliki peran unik masing-masing yang tak tergantikan dalam membangun kesuksesan sebuah merek atau bisnis.
Penulis: Aryo Meidianto