6 Tren Kehumasan di Tahun 2025
Menjelang tahun 2025, lanskap kehumasan akan mengalami perubahan signifikan yang didorong oleh kemajuan teknologi dan ekspektasi konsumen yang terus berkembang. Belanja pasar, situasi ekonomi dan politik dunia, serta ketidakpastian menjadi faktor-faktor yang berpengarug terhadap bisnis dan kehumasan di tahun depan. Berikut enam tren yang dirangkum SEQARA Communications, yang akan membentuk industri PR di Indonesia dan global selama satu tahun mendatang:
1. Humas Bertenaga Kecerdasan Buatan
Kecerdasan artifisial atau artificial intelligence (AI) akan menjadi inti humas di tahun 2025, yang dapat mengotomatiskan tugas-tugas rutin seperti pemantauan media dan pembuatan konten. Dampaknya, PR person dapat menginvestasikan lebih banyak energi untuk strategi dan membangun hubungan. Dengan AI, kita dapat mengharapkan kampanye yang sangat personal dan berbasis data yang akan memperluas jangkauan global kita sekaligus meningkatkan efisiensi. Kebebasan kreatif yang dihadirkannya akan bersifat transformatif, sehingga kita dapat terlibat lebih dalam dan bermakna dengan audiens.
Kecerdasan buatan akan memainkan peran penting dalam industri humas di tahun 2025. Sederhananya, AI mencakup mesin yang meniru kecerdasan manusia untuk melakukan tugas. Perangkat berbasis AI akan terus berkembang seiring waktu berdasarkan informasi yang dikumpulkannya. AI dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan manusia, bukan untuk menggantikannya. Hal ini menjadikan AI sebagai aset bisnis yang berharga untuk dimiliki hingga tahun 2025.
Potensi AI untuk meningkatkan peringkat konten melalui pengoptimalan SEO (Search Engine Optimization) dan personalisasi audiens yang ditingkatkan akan meningkatkan upaya PR pada tahun 2025. AI juga akan membantu dalam pelacakan media dan menghitung respons audiens secara lebih efisien.
McKinsey memperkirakan bahwa AI akan menciptakan nilai bisnis hingga US$2,6 triliun dalam penjualan dan pemasaran saja. Hal ini berarti bahwa AI akan sangat menguntungkan untuk bisnis, begitu pula untuk dunia PR.
2. Etika dan Transparansi
Kepercayaan tidak pernah lebih penting dari sebelumnya. Konsumen semakin waspada, dan brand yang mengutamakan praktik etis dan transparansi akan membangun hubungan jangka panjang yang penting untuk kesuksesan. Pada tahun 2025, merek yang mengutamakan integritas akan melihat peningkatan signifikan dalam loyalitas dan kepercayaan konsumen.
Inti dari PR yang efektif adalah kebutuhan untuk membuat keputusan yang etis. Setiap hari kita menghadapi skenario rumit yang mengharuskan kita mempertimbangkan implikasi dari tindakan kita. Apakah kita menyajikan informasi secara adil? Apakah kita memprioritaskan kepentingan klien kita di atas hak publik untuk tahu? Pertanyaan-pertanyaan ini harus memandu pendekatan kita.
Di era saat ini ketika informasi menyebar dengan cepat, konsekuensi dari ketidakjujuran bisa sangat buruk, seperti yang terjadi di panggung politik Indonesia beberapa saat lalu. Satu pernyataan yang menyesatkan dapat menyebabkan kemarahan publik, merusak reputasi, dan akhirnya, mengakibatkan hilangnya bisnis. Inilah sebabnya mengapa mematuhi standar etika bukan hanya praktik yang baik; itu penting untuk mempertahankan hubungan jangka panjang dengan para pemangku kepentingan.
Sebenarnya, etika harus menjadi landasan dari setiap strategi komunikasi. Mengingat kekuatan untuk memengaruhi persepsi dan membentuk masyarakat secara keseluruhan, konsultan PR harus sadar akan narasi yang mereka jalin, tujuan yang mereka perjuangkan, merek yang mereka wakili, dan, tentu saja, bagaimana mereka berperilaku sebagai profesional. Asosiasi PR seperti APPRI (Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia) juga dituntut untuk menyebarluaskan standar dalam kehumasan dan membimbing praktisi tentang praktik terbaik untuk menavigasi dilema etika dengan lebih baik.
Sementara itu, transparansi berarti bersikap terbuka tentang maksud di balik suatu kampanye atau pesan, memastikan bahwa publik memahami konteks dan tujuan komunikasi. Merilis informasi kepada publik menunjukkan bahwa bisnis Anda jujur dan dapat dipercaya, yang merupakan bagian penting dari pengelolaan kehumasan. Hal ini juga merupakan cara yang efektif untuk membangun simpati dan loyalitas terhadap brand Anda. Faktanya, konsumen 94% lebih mungkin loyal terhadap merek yang memasukkan transparansi ke dalam model bisnisnya.
Sebagian besar gerakan transparansi didorong oleh kaum milenial. Dengan rentang usia kaum milenial sekitar 21-37 tahun, mereka berada pada usia pengeluaran utama dalam hidup. Itulah sebabnya setiap bisnis yang memasarkan produk kaum milenial, baik secara eksklusif maupun sebagian, mungkin perlu mempertimbangkan untuk memasukkan unsur transparansi ke dalam strategi PR campaign mereka.
3. Konten Video dan Podcast akan Berkembang Pesat
Dengan meningkatnya permintaan konten video dan audio, tidak mengherankan bahwa ini merupakan bagian integral dari masa depan PR dan masih ada dalam daftar tren PR. Podcast (baik podcast audio maupun video) sangat diminati dan terus berkembang hingga muncul kanal khusus dengan topik yang kian spesifik dan pangsa pemirsa yang semakin niche. Podcast bisa dipergunakan untuk menceritakan suatu case study tentang krisis atau untuk menceritakan kisah yang sangat visual. Dari kampanye PR biasa hingga mewah, video berkualitas tinggi menghadirkan media yang sempurna untuk memamerkan produk, layanan, dan bahkan acara merek terbaru Anda. Tidak hanya itu, video juga akan membantu Anda menyampaikan sisi cerita selama krisis.
Baik video berdurasi pendek maupun panjang, faktanya tetap bahwa pemasaran video ada untuk jangka panjang. HubSpot melaporkan bahwa 54% konsumen ingin melihat lebih banyak konten video dari bisnis atau merek yang mereka dukung.
4. Manajemen Krisis di Era Digital
Dengan informasi yang menyebar lebih cepat dari sebelumnya secara daring, manajemen krisis harus tangkas dan responsif. Pemantauan waktu nyata dan tindakan cepat akan sangat penting untuk mengubah potensi kesalahan langkah PR menjadi peluang untuk membangun kepercayaan. Di era digital, cara Anda menangani krisis akan menentukan ketahanan dan keandalan merek Anda.
Media sosial akan tetap menjadi sarana buat PR pada tahun 2025. Trulist melaporkan bahwa profesional PR lebih memilih LinkedIn, dengan 81% responden menyatakan bahwa LinkedIn penting untuk strategi komunikasi mereka. Sementara itu, sekitar 77% mengatakan mereka menggunakan Twitter untuk tujuan yang sama.
Tidak seperti metode PR tradisional, media sosial memungkinkan komunikasi dua arah antara merek dan pelanggan, media, dan pemangku kepentingan lainnya. Peningkatan citra merek dan reputasi melalui media sosial juga kemungkinan akan terus berlanjut di tahun depan. Media sosial akan terus berperan dalam membantu merek mengelola krisis PR dan menetralkan publisitas negatif.
5. Pesan Personal dan Konten Interaktif
Personalisasi dasar tidak akan berhasil pada tahun 2025. Dengan AI dan big data yang kita miliki, brand dapat memberikan konten yang lebih personal, sesuai dengan preferensi individu dan nuansa budaya. Tingkat pesan yang disesuaikan ini akan mendorong keterlibatan, meningkatkan konversi, dan menciptakan hubungan yang lebih kuat dan lebih langgeng dengan audiens global.
Konten interaktif adalah masa depan PR, pembuatan konten daring, dan pemasaran. Bentuk konten ini memungkinkan pengguna untuk terlibat dengannya dengan mengeklik, mengarahkan kursor, atau menjawab pertanyaan. Contoh konten interaktif adalah jajak pendapat, kuis, dan bahkan video yang dapat dibeli atau interaktif. Konten interaktif sangat berbeda dari konten tertulis, yang statis. Konten interaktif telah mengubah lanskap PR. Bahkan, beberapa perusahaan di Indonesia telah mulai bereksperimen dengan menggabungkan konten statis dengan konten interaktif.
Dalam salah satu eksperimen yang dilakukan oleh Blue Fountain Media, kombinasi infografis dan siaran pers tentang tren pemrosesan pembayaran yang dikirim ke organisasi media menghasilkan hasil yang lebih baik daripada infografis yang dikirim sendiri. Sementara cerita tersebut diambil oleh beberapa media ketika infografis saja dikirim, itu hanya diambil oleh perusahaan media besar seperti Reuters, CNN dan Yahoo Finance ketika siaran pers dilampirkan padanya.
6. Influencer Marketing
Laporan Komunikasi Global tahunan USC Annenberg menyatakan bahwa 60% pemimpin PR percaya bahwa influencer media sosial akan terus memainkan peran kunci dalam keberhasilan PR pada tahun 2025. Influencer dengan pengikut yang relatif lebih sedikit di jejaring sosial memiliki komunitas yang erat dan lebih dipercaya oleh pengikut mereka. Hal ini membuat mereka lebih disukai oleh brand saat mengumumkan kampanye PR baru atau mencoba mengelola krisis PR. Cara ini bisa berhasil selama Anda memilih influencer yang audiensnya relevan dengan bisnis Anda.
Influencer Computer-generated imagery (CGI ) adalah suatu hal yang nyata. Bahkan, sejumlah brand mewah telah mulai mengikuti tren ini. Shudu Gram (@shudu.gram), misalnya, adalah supermodel CGI pertama yang pernah dibuat. Adalagi Miguela (@lilmiguela), Bermuda (salah satu teman Miquela dengan IG @bermudaisbae), Blawko (@blawko22), dan masih banyak lainnya.
Meskipun influencer CGI tidak sepopuler influencer manusia dalam PR, hal ini mungkin berubah di masa mendatang. Seiring dengan bertambahnya pengikut influencer CGI ini—misalnya, Shudu.gram memiliki 225.000 pengikut di Instagram dan terus bertambah — brand dapat memanfaatkan mereka untuk menjaga reputasi — untuk mengumumkan acara PR baru atau mengelola reputasi mereka dalam krisis PR. Akan sangat menarik untuk melihat bagaimana pemasaran influencer cocok dengan masa depan PR. Namun, yang jelas, hal itu akan memainkan peran yang signifikan di tahun 2025.
Di Indonesia, lanskap PR juga terus berkembang karena preferensi orang terus berubah dan teknologi terus berkembang. Di tahun depan AI akan mengubah hubungan masyarakat, sehingga lebih mudah untuk menyusun siaran pers. Chatbot akan terus meningkatkan pengalaman pengguna dan memungkinkan distribusi pesan merek yang lebih cepat kepada publik.
Kita juga akan melihat lebih banyak konten video dan podcast yang digunakan untuk PR oleh bisnis pada tahun 2025. Podcast mudah didengarkan saat bepergian, dan video membantu Anda mengemas banyak informasi menarik dalam beberapa menit untuk audiens Anda.
Media sosial, konten interaktif, dan pemasaran influencer akan menjadi tren karena merek memanfaatkan setiap sudut untuk membangun hubungan pribadi dengan pelanggan dan memastikan reputasi merek yang baik. Terlepas dari itu semua, sebagai brand, korporasi, atau lembaga pemerintah perlu mencermati strategi PR yang tepat sasaran dan memiliki dampak sesuai dengan pesan kunci yang akan disampaikan. Bantuan dari konsultan PR seperti SEQARA Communications untuk tahun 2025 juga perlu dipertimbangkan agar reputasi brand atau perusahaan tetap baik, bahkan sem akin moncer.
Sumber: determ.com, LinkedIn, Forbes, dan internet