Komunikasi ESG yang Menggugah: Kunci Keberhasilan Perusahaan Besar Indonesia

Dalam konteks komunikasi ESG (Environmental, Social, and Governance), praktik yang efektif sangat penting untuk membangun kepercayaan dan reputasi perusahaan di mata publik dan pemangku kepentingan. Di Indonesia, PT Pertamina (Persero) menjadi salah satu contoh perusahaan yang berhasil menerapkan strategi komunikasi ESG yang komprehensif dan terukur. Fadjar Djoko Santoso, VP Corporate Communication Pertamina, menjelaskan bahwa komunikasi ESG mereka dilakukan melalui empat tahap strategis: conditioning, reminding, developing, dan strengthening.
Pertamina secara konsisten menginformasikan implementasi ESG dalam operasionalnya, mengingatkan publik dan investor tentang kemajuan program, melibatkan pihak ketiga sebagai pendukung narasi, serta menguatkan kepercayaan dengan menunjukkan hasil penilaian ESG yang membaik. Hasilnya, lebih dari 6.500 artikel terkait ESG dengan 90 persen bernada positif berhasil meningkatkan reputasi Pertamina sebagai perusahaan energi yang berkomitmen pada prinsip keberlanjutan secara lokal dan global.
Keberhasilan komunikasi ESG Pertamina menunjukkan pola yang menekankan transparansi, konsistensi, dan keterlibatan multi-pemangku kepentingan. Informasi disampaikan secara berkelanjutan melalui berbagai kanal, mulai dari media massa, media sosial, website perusahaan, hingga event internal dan eksternal. Pendekatan ini tidak hanya menyasar audiens eksternal seperti pelanggan, investor, dan komunitas, tetapi juga internal perusahaan, sehingga membangun budaya keberlanjutan yang kuat di seluruh organisasi. Strategi ini juga menghindari risiko greenwashing dengan menyampaikan data dan pencapaian yang dapat diverifikasi, sehingga pesan ESG menjadi kredibel dan berdampak.
Selain Pertamina, Unilever Indonesia juga menjadi contoh sukses dalam mengomunikasikan ESG melalui brand storytelling yang kuat dan program-program sosial yang nyata. Unilever mendapatkan penghargaan IDEAS 2023 atas strategi komunikasi ESG yang tajam, terutama dalam pilar lingkungan dan sosial. Program seperti Royco Nutrimenu yang mengedukasi perempuan Indonesia tentang gizi dan kesehatan, serta BU KARSA yang mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat kepada ibu-ibu di berbagai kota, menjadi bukti nyata bagaimana komunikasi ESG dapat menghubungkan nilai keberlanjutan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Pendekatan ini menjadikan ESG bukan sekadar kewajiban korporasi, melainkan bagian dari cerita merek yang menginspirasi dan membangun loyalitas konsumen.
Komunikasi ESG yang efektif harus mampu menyederhanakan isu kompleks menjadi narasi yang mudah dipahami dan relevan bagi berbagai audiens. Perusahaan perlu mengintegrasikan ESG dalam strategi bisnis dan komunikasi secara menyeluruh, dengan jadwal komunikasi yang rutin dan melibatkan seluruh divisi. Penggunaan data yang transparan dan visualisasi menarik, seperti infografis dan video, dapat memperkuat pesan dan membangun koneksi emosional. Keterlibatan karyawan sebagai duta ESG juga penting untuk memperluas jangkauan dan memperkuat kredibilitas komunikasi.
Secara keseluruhan, pola komunikasi ESG di Indonesia menekankan pentingnya kejujuran, transparansi, dan dialog dua arah dengan pemangku kepentingan. Hal ini tidak hanya membantu perusahaan memenuhi tuntutan regulasi dan pasar, tetapi juga memperkuat pondasi bisnis yang berkelanjutan dan berkontribusi pada pembangunan sosial dan lingkungan yang lebih luas.
Dengan contoh nyata dari perusahaan besar seperti Pertamina dan Unilever, dapat dilihat bahwa komunikasi ESG yang terencana dan konsisten mampu menciptakan dampak positif yang signifikan bagi reputasi dan keberlanjutan perusahaan.
Penulis: Aryo Meidianto