Tips PR: 8 Kiat Menulis bagi Para Praktisi Public Relations

Menulis bukanlah sekadar bakat artistik. Bagi public relations (PR) profesional, menulis merupakan keterampilan kritis yang dapat membuat perbedaan baik secara pribadi maupun bagi brand. Bagi seorang praktisi PR, menulis adalah kemampuan khusus yang melampaui sekadar menyusun siaran pers atau presentasi media yang sempurna.
Profesional PR dengan keterampilan menulis yang kuat mampu “mengubah” pesan brand yang kompleks menjadi narasi yang menarik dan relevan bagi berbagai audiens, membangun kepercayaan dan kredibilitas melalui komunikasi yang konsisten, serta membentuk persepsi publik. Namun tidak dipungkiri, banyak praktisi PR yang merasa kurang “pede” ketika disodori untuk menulis artikel.
Rata-rata praktisi PR hanya mau menulis dalam bentuk siaran pers semata. Nah, bagaimana cara untuk mengembangkan konten blog yang menarik, autentik, dan konsisten di ranah public relations seperti yang dilakukan di blog SEQARA Communications? Mari kita bahas tipsnya berikut:
1. Seni Bercerita
Novel-novel yang terkenal di Indonesia seperti Laskar Pelangi (Andrea Hirata), Ayat-Ayat Cinta (Habiburrahman El Shirazy), atau Laut Bercerita (Leila S. Chudori) pada dasarnya sama seperti siaran pers, yakni dan Gadis Kretek (Ratih Kumala).Sebuah tulisan menceritakan (atau seharusnya menceritakan sebuah cerita. Jadi, ketika membicarakan penulisan PR, maka Anda dituntut untuk bisa menceritakan mengenai brand Anda atau produk dari klien. Caranya dengan mengidentifikasi narasi inti sesuai target audiens, menggunakan contoh detil dan spesifik, serta membangun koneksi emosional, serta menggunakan data relevan untuk mendukung narasi.
2. Audiens
Penulisan PR yang efektif memerlukan pemahaman mendalam tentang audiens, tentunya dengan melakukan riset terlebih dahulu. Anda juga perlu menyesuaikan tone, bahasa dan detil teknis Anda sesuai dengan audiens. Tak kalah penting adalah memperhatikan konteks budaya, kebiasaan bisnis, dan gaya komunikasi yang paling sesuai. Anda juga perlu mengoptimalkan konten, dengan memperhatikan kekhasan dari tiap-tiap platform media sosial.
3. Konsistensi
Konsistensi sangat penting dalam banyak konteks, termasuk dalam penulisan public relations. Membangun suara merek yang kuat dan tetap konsisten dengannya akan meningkatkan pengenalan dan kepercayaan. Pertahankan konsistensi di semua komunikasi tetapi sesuaikan pesan Anda untuk saluran atau platform yang berbeda. Meski harus konsisten, Anda perlu untuk up-to-date dengan tren industri dan standar komunikasi.
4. Brand voice atau Suara Merek
Mengetahui suara merek Anda sangat penting saat menulis untuk memastikan konsistensi dan autentisitas. Brand voice ibarat kepribadian perusahaan, yang bisa tercdengar oleh publik atau audiens. Tak peduli brand Anda identik dengan playful dan kasual atau profesional dan berwibawa, mempertahankan suara yang konsisten akan membantu membangun kepercayaan dan pengakuan.
5. Keseimbangan Kreativitas dan Data
Kreativitas menarik perhatian audiens dan membuat tulisan blog akan menyenangkan ketika dibaca oleh audiens. Sementara itu, data bisa memberikan bukti kuat yang mendukung klaim dalam tulisan. Paduan antara kreativitas dan data akan menciptakan narasi yang tidak hanya menarik tetapi juga tepercaya. Keseimbangan ini memastikan bahwa blog tersebut bersifat menghibur, persuasif, dan informatif.
6. Fokus pada Fakta
Tujuan utama blog PR digital adalah menghasilkan backlink yang bisa meningkatkan jumlah pengunjung dan kredibilitas. Tulisan dari praktisi PR seringkali diakses oleh jurnalis sebagai bahan tulisan. Meski Anda ingin menyampaikan fakta dalam bentuk data di konten tulisan, sebaiknya tidak mengeksplorasi data secara mendalam. Tujuannya adalah para jurnalis memiliki ruang untuk memberikan interpretasi terhadap tulisan Anda lebih lanjut.
7. Tidak Berlebihan
Sebaiknya Anda tidak terlalu berlebihan “jualan” terhadap brand atau jasa dari perusahaan. Konten yang tidak relevan justru bisa dihindari oleh pembaca atau audiens. Cara terbaik untuk mencegah penjualan berlebihan adalah dengan tidak menyebutkan merek atau layanan Anda di bagian isi tulisan. Kalau pun Anda ingin memasukkannya maka bisa diselipkan di bagian awal/ pendahuluan dan penutup blog PR.
8. Judul yang Menarik
Bagi seorang copywriter yang telah berpengalaman, hal ini terdengar klise. Akan tetapi, bagi para praktisi PR hal ini merupakan aspek penting dalam menulis blog. Melalui judul yang baik dan menarik akan bisa menggaet pembaca untuk terus menyimak tulisan hingga kelar. Oleh karenanya, pastikan judul Anda jelas, relevan, dan ringkas. Sertakan pula kata kunci SEO (Search Engine Optimization) agar tulisan Anda mudah ditemukan oleh mesin pencari, seperti Google dan Microsoft Edge.
Menulis blog PR adalah seni yang dapat dikuasai oleh setiap praktisi Public Relations. Anda hanya memerlukan latihan untuk memiliki ‘jam terbang’ menjadi penulis yang andal. Nah, siapkah Anda untuk menulis dan mengisi blog yang ada di website perusahaan Anda? Selamat menulis!
Penulis: Aditya Wardhana