Panduan Public Relations (2025) : Apa yang Sebenarnya Dilakukan oleh Seorang PR Profesional?

Seorang praktisi public relations atau PR profesional memiliki banyak peran, dan mereka sangat ahli dalam menangani berbagai tugas. PR Profesional membentuk dan melindungi reputasi klien dengan menyusun strategi komunikasi, menulis siaran pers dan konten, membangun hubungan dengan media, influencer dan KOL (Key Opinion Leader), serta mengelola komunikasi untuk mempertahankan persepsi publik yang positif. Mereka juga menangani krisis komunikasi, menyelenggarakan acara promosi, melatih perwakilan klien dalam berbicara di depan umum, dan memantau liputan media untuk memastikan keselarasan dengan tujuan brand atau klien.
Selain itu, PR juga mampu untuk menciptakan cerita menarik yang membuat orang tertarik dengan brand. PR juga dituntut untuk memahami pasar yakni mengetahui apa yang sedang tren dan apa yang diinginkan oleh audiens. Dan tak kalah penting, PR profesional harus bisa menulis dan merencanakan acara, mulai dari siaran pers, artikel, hingga peluncuran produk. Bahkan ketika menggelar acara untuk brand atau klien, seringkali praktisi PR harus sigap untuk mempersiapkan kursi, mikrofon, atau sekadar menyediakan minum bagi narasumber. Jelas ya, pekerjaan yang dilakukan PR profesional sudah pasti multitasking, kerja dengan otot dan otak.
Namun, jika strategi PR Anda melibatkan banyak taktik dan fokus yang berbeda, tidak ada satu orang pun yang akan mampu menangani semuanya sekaligus. Solusinya jelas. Anda akan membutuhkan seorang manajer PR untuk mengelola semuanya, dan mengatur tim PR agar bisa menangani setiap aspek pekerjaan sesuai dengan keinginan Anda.
Keterlibatan PR dalam pengambilan keputusan perusahaan
PR berperan penting dalam membentuk keputusan organisasi. PR membantu bisnis selaras dengan apa yang dipikirkan dan dirasakan audiens. Ketika terintegrasi secara efektif, PR bisa menawarkan wawasan tentang bagaimana audiens memandang suatu brand, yang secara langsung dapat memengaruhi pengembangan produk, pesan kepemimpinan, dan bahkan manajemen krisis.
PR berfokus pada membangun hubungan yang kuat dengan para pemangku kepentingan utama dan memahami tren sosial yang lebih luas, menjadikan PR sebagai aset strategis dalam memandu arah bisnis. Jadi, ya, PR cukup strategis dan jelas bukan sekadar pekerjaan sampingan!
Apakah PR bagian dari pemasaran?
Meskipun terdapat kesamaan, tujuan PR dan pemasaran memiliki beberapa perbedaan yang jelas.Tujuan utama pemasaran adalah mendorong penjualan dan memasarkan produk atau layanan, seringkali melalui saluran berbayar (paid promote). PR, di sisi lain, berfokus pada manajemen reputasi, penceritaan merek, dan mempertahankan persepsi publik yang positif. Langkah yang dilakukan PR seperti SEQARA Communications biasanya dengan cara organik seperti menyebarkan siaran pers, artikel, atau mengundang 1-on-1 interview antara jurnalis dengan Board of Director (BOD)/ Chief Executive Officer (CEO) perusahaan.
Dalam melakukan kampanye, PR biasanya berpatokan pada model PESO (Paid, Earned, Shared, Owned) adalah kerangka kerja yang mengkategorikan berbagai jenis media dalam upaya pemasaran untuk menciptakan kampanye yang terintegrasi dan efektif. Paid (Berbayar) adalah promosi yang dibeli, Earned (Diperoleh) adalah publisitas organik, Shared (Dibagi) adalah konten yang dibagikan orang lain di media sosial, dan Owned (Dimiliki) adalah aset media yang dimiliki sepenuhnya oleh brand.
Ketika ditangani secara terpisah, PR memberikan nilai jangka panjang yang lebih besar dengan memelihara kepercayaan dan hubungan, yang dapat meningkatkan upaya pemasaran seiring waktu. Hal ini seringkali juga ditekankan oleh PR agency seperti SEQARA Communications ketika berhubungan dengan klien.
Tanggung Jawab Utama Seorang Profesional PR
- Pengembangan Strategi: Mengembangkan dan melaksanakan rencana dan kampanye PR yang komprehensif untuk mencapai kesadaran merek dan sasaran reputasi tertentu.
- Pembuatan Konten: Menulis dan memproduksi siaran pers, promosi media, pidato, konten media sosial, dan materi komunikasi lainnya.
- Hubungan Media: Bangun dan pertahankan hubungan yang kuat dengan jurnalis, blogger, dan influencer untuk mendapatkan liputan media yang positif dan mempromosikan klien.
- Manajemen Krisis: Mempersiapkan dan menanggapi publisitas negatif atau keadaan darurat untuk melindungi reputasi klien.
- Manajemen Acara: Merencanakan dan melaksanakan acara promosi, konferensi pers, dan tur untuk melibatkan publik dan media.
- Pemantauan Opini Publik: Menganalisis liputan media dan media sosial untuk mengukur persepsi publik dan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki.
- Juru Bicara & Pelatihan: Bertindak sebagai juru bicara klien dan memberikan pelatihan media kepada para eksekutif dan perwakilan lainnya.
- Komunikasi Internal: Kelola komunikasi internal untuk menjaga karyawan tetap mendapat informasi dan selaras dengan pesan eksternal.
- Membangun Hubungan: Membina dan menjaga hubungan positif dengan audiens sasaran, pemimpin pemikiran, dan pemangku kepentingan lainnya.
Tujuan Seorang PR Profesional
- Reputasi Positif: Menciptakan dan memelihara reputasi publik yang baik bagi klien.
- Kesadaran Merek: Meningkatkan kesadaran terhadap merek, produk, layanan, atau pesan klien.
- Kredibilitas: Tetapkan klien sebagai sumber yang tepercaya dan kredibel.
- Keterlibatan Pemangku Kepentingan: Membangun hubungan dengan stakeholder atau pemangku kepentingan utama, termasuk masyarakat umum, pelanggan, dan investor.
Penulis: Aditya Wardhana